50 Kumpulan Puisi Tema "Jejak Kepergian"

       Kumpulan Karya Cipta Puisi Tema Jejak Kepergian
Bersama Gerakan Pena Sastra Indonesia
       Setiap insan memiliki sisi Perasaan dalam untaian hidupnya. Bahkan dalam jejak kehidupan, adakalanya setiap insan pernah merasakan jejak kepergian itu. Apakah kamu pernah merasakan kesedihan yang teramat dalam di kehidupannya. Mungkin, pada awalnya diri kita tak dapat menerima kenyataan yang ada. Bahkan jiwanya hilang separuh dalam kebahagiaan. Namun, dari kejadian dan peristiwa takdir yang ada. Setiap insan harus mampu ikhlas menjalani kehidupan. Dengan kebahagiaan baru dan menentu jejak jalan kehidupan yang merasakan bahwa " Kesedihan pasti akan digantikan oleh "KEBAHAGIAAN".

Berikut adalah 50 karya dari anggota "Gerakan Pena Sastra"

Jejak yang Hilang
Karya: Rizki windika

Bibir kecilku yang kini seolah membeku
Lidahku pun kini tak mampu berseru
Hanya ingin diam dan membisu
Saat terbayang senyumanmu yang syahdu
Membuat aku merindu

Dibalik wajah kusamku
Terbayang kenangan bersamamu
Menancap didalam kalbu
Seakan ingin menetap disudut itu
Sebab sekarang kau telah jauh meninggalkanku

Sampai kapan jiwa ini tertekan
Dan memilih diam menikmati kehampaan
Betapa sakit saat ini yang kurasakan
Seakan keadilan jauh tertinggal dibelakang
Kini hanya tinggal sebuah kenangan
Bersama jejakmu yang telah menghilang

Lubuklinggau, 7 November 2018 
Biodata:
Seorang putri tunggal pecinta sastra

Langkahmu Ku telusuri
Karya: Handayani

Di semenanjung rindu
Ku lihat derai tangismu
Menyayat sembilu
Dan tak dapat ku gerutu

Dalam bait imaji rindu
Ku lihat asmamu
Yang begitu menyeruak kalbu
Seakan terasa sendu

Langkamu begitu lusuh
Ku telusuri pun tak beriuh
Ku tetap membantu
Bersimpuh pada yang Maha Tahu ...!

Sorong, 7 November 2018
Biodata:
Seorang pendengar musik dikala sendiri dan membaca buku romantis.


Pergi Begitu Saja
Karya: Firmansyah

Langkahmu begitu ringan
Pergi tak menoleh ke arahku 
Jauh, kapan kau kembali?
Pergi begitu saja menginggalkanku

Kudisini, menanggung luka
Teriris sembilu
Menjadi luka lara dalam dada
Kau pergi hanya meninggalkan jejak

Tanpa ada kenangan, betapa pilu sukma ini
Rembulanpun tak lagi indah kupandang
Mentaripun tak mampu lagi menghangatiku
Semoga kau bisa datang lebih cepat untuk mendekapku dalam dekapan asmara.

Siwa, 07 November 2018
Biodata :
Pecinta drama action


Terperi Bukan
Karya: Dini Safitri

Sesak, 
terlunta-lunta,
menghunjam sukma,
tak pelak.

Tak tampak,
meluruh sayu,
kembang dulu
hanya terjejak.

Bukan menapak,
tuan apatah daya,
merindu sendu saya,
merintih serak.

Teluk Kuantan, 07 November 2018
Biodata:
Dini Safitri dengan nama pena Dini Safitri Halcyon berdomisili di Teluk Kuantan, Riau.

Jejak Hilangmu
Karya: Haydar Za'im Akbar


Angin malam menerpa tubuhku
Membawa luka dalam sanubari
Kristal bening mulai berderas
Sejumput lara kau tinggalkan

Gelang kenangan dalam genggaman
Jejak engkau menghilang
Entah dimana dikau sekarang
Aku masih menunggu engkau pulang

Hariku mulai tak bermakna
Sejak dirimu entah kemana
Setiap hari selalu kutunggu
Kapan kita akan bersatu

Sirampog, 07 November 2018
Biodata:
Seorang siswa pengagum literasi sekaligus pecandu Tere Liye.

Tersemat Dihati
Karya : Sri Setyowati

Ada kenang tentangmu
Di bait sunyi kurindu
Engkau berlalu
Tanpa satu pesan pun untukku

Jejakmu masih tersemat di hati
Ada janji tuk bersama meniti
Kuharapkan engkau kembali
Di persimpangan kumenanti

Senja kulalui tanpa bias jingga
Muram langit tergenang air mata
Kepergianmu tinggalkan jejak cerita
Kutorehkan dalam diary tanpa nama

Semarang, 07 Nopember 2018
Biodata:
Seorang perempuan pecinta aksara indah.

Kenangan Ini
 Karya: Eka Desriani 

Kini tinggalah kenangan ini
Kenangan yang pernah ada
kau ukir bersama
Bahkan kau rajut dengan rasa.

Kini yang tersisa
Hanyalah bayanganmu
Yang selalu membekas di pikiran ini
Yang selalu tak bisa kubendung
Yang selalu hadir tanpa kuingat
Dan pergi meninggalkan kenangan.

Palembang, 7 November 2018
Biodata:
Seorang pelajar asal palembang yang mempunyai hobi menulis.

Jejak Ini
Karya : Marina Tri Ardiansah


Langkahmu kini maherat berlalu
Tinggalkan kenangan bergores pilu
Mengusik minda selaksa halu
Menoreh luka tiada malu

Mendera kalbu jeluk nostalgia semu
Awal kisah engkau bertamu
Mula cerita kita bertemu 
Hingga sanubari baku menyatu

Namun kini semua telah berbeda
Jejakmu pergi meninggalkan lara
Kau khianati kaul renjana
Lukai hati sebab mendua

Ponorogo, 07 November 2018
Biodata: 
 Marina, Sang pemimpi di sudut senja bersama pena

Mengingat
Karya: Sinta Nuriah 

Saat derai hujan menyelimuti padatnya ibu kota
Hatiku bak diperas oleh rasa rindu yang menyeruak
Rintikan air hujan terus mengalir tanpa jeda
Diiringi setiap kenangan yang mengangkasa

Renungku sambil menatap lubang di dada
Otakku memutar kembali ke kejadian yang kini menipis dan berbayang
Hujan ini mengingatkanku pada satu kenangan
Saat dirimu lebih memilih pergi dikala hujan datang

Bulir-bulir air hujan turun semakin deras
Menyapu jejakmu yang dulu tertinggal di atas tanah
Kini hanya doa yang bisa kupanjatkan pada sang Maha Kuasa
Agar hati ini tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa kita tak lagi bersama

Jakarta, 07 November 2018

Biodata: Nama saya Sinta Nuriah, saya seorang mahasiswi di salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Saya suka menulis sejak saya SMP. Dan bercita-cita bisa menjadi penulis hebat.

 Jejak Kepergian Tanpa Salam
Karya: Ida Siti Royani

Seketika lunglai tubuh ini
Tak berdaya ketika melihatmu pergi
Ingin aku menahanmu pergi
Namun itu semua tak mungkin

Satu hal yang aku sesali
Kau pergi tinggalkanku sendiri
Tanpa adanya salam perpisahan
Menyisakan jejak luka terdalam bagi hatiku

Andai kamu tahu apa yang aku rasakan
Mungkin kamu takkan sejahat ini
Kini semua hanya sebuah kenangan
Yang lenyap bersama jejak kepergianmu

Majalengka, 07 November 2018

Biodata narasi : seorang pecinta sastra dan penulis wattpad

Pijakan Lamamu
Nama lengkap:Ramdhani Ika Nur Safitri


Terbekas setapak kenangan tentang dirimu
Menyusun ribuan kasih yang dulunya sempat menyerangku
Menyerang kalbu yang tak kunjung letih memperjuangkanmu
Pijakan darimu membuatku semakin mengerti bahwa itu kenangan lamaku

Kepergianmu mengukir cerita panjang yang telah usai
Semakin lamapun jejak hadirmu semakin pergi
Kini,hanyalah tergores butiran jejakmu dalam memori
Yang sungguh tak pernah kekal terpatri

Jejak kepergianmu mencoreti lembaran asa
Bak merpati yang ternodai oleh debu tak berasa
Kuharap pijakan lamamu dalam hatiku kunjung reda
Untuk kubangun kembali pijakan baru dari orang tercinta

Ambulu,7 November 2018

Biodata:Hanya gadis cilik kelahiran 2004 dengan sebutan nama pena 'Eny'

Jejakmu
Karya: Yuniati


Kini kisah itu tinggal kenangan masa lalu
Yang tertinggal kini hanya jejakmu
Jejak yang takkan pernah aku hapus
Karena semua harapanku t'lah sirna dan pupus

Dirimu yang pergi tak tahu dimana kini
Mungkin t'lah kau lupakan semua 
Namun bagiku kau takkan kulupa
Sampai jejak itu hilang sendiri 

Jejak kekasih yang kucintai
Kini hanya ku kenang dalam hati
Karna engkau t'lah pergi
Bersama jejakmu yang mengiringi

Srimulyo,7 Nopember 2018
Yuniati,seorang wanita dari perantauan yang menyukai karya sastra
Elis Nur Laeli
Di Kala Sunyi
Semenjak kepergian dirimu
Hati selalu dilanda rindu
Menunggu akan kehadiranmu
Yang selalu ku tunggu-tunggu
Di setiap sepi hati selalu merintih
Hatiku yang teramat perih
Hanya selalu bisa bertasbih
Semoga hati selalu tabah menghadapi
Subang, November 2018
Biodata : Segala keburukan pasti ada kebaikan, tetap teguh pada pendirian.

Tak ada lagi
Karya: Riska Ramadani

Sakit...
Sungguh tak pernah terbayangkan
Kamu akan meninggalkan ku
Dengan sejuta harapan yang aku bangun

Kamu..
Dengan perkataan
Yang membuatku semangat
Dalam menjalani hari hari ku 

Pergilah..
Tinggalkan aku, biarkan aku sendiri
Jangan mengusik hidupku
Lenyaplah dalam kehidupanku.. 

Sengkang, 07 November 2018

Wanta biasa, pecinta literasi ❤

Masih Ada
Karya: Dwi Novitasari

Suram terasa saat engkau sudah tiada
Embun pagi tak lagi terasa
Setetes air mata 
Yang perlahan membasuh muka

Jauh perlahan semakin menghilang 
Mendung tak lagi dikhawatirkan
Senyum tak lagi dinantikan
Jarak semakin jauh membentang

Masih ada yang tersisa 
Berupa puing-puing masa lalu bersama duka 
Hari baru telah tiba
Namun rasa tak pernah hilang oleh masa

Gelumbang, Sumsel 07 November 2018

Biodata : 18 tahun, anak PAI semester 3. Pecinta Naruto-boruto. Inginku sederhana, semua rasa ingin selalu aku rangkai menjadi kata.:) Semangat.

Hilangn Tanpa Jejak
Karya : Tati Suryati

Malam yang dingin dan sunyi
Terbalut luka hati terasa pilu
Aku tertegun menatap bintang di langit
Hatiku terselimuti awan kelabu

Kau menghilang tanpa jejak
Tidakah kau tahu aku merindukanmu
Tapi apalah daya ini
Aku tak dapat menemukanmu

Semuanya begitu gelap
Aku tak dapat menemukan jejakmu
Kemanakah engkau pergi
Kau seperti lenyap ditelan bumi

Majalengka, 07 November 2018

Biodata narasi : seorang gadis yang baper.

Pergi Membawa Duka
Karya: Miftahul jannah ozella

Hari ini dimana aku pergi menemani mu ibu
Pergi membawamu untuk beristirahat sejenak
Melepas lelah dari hiruk pikuk dunia
Ibu, mengapa secepat ini

Melihat kepergianmu membuatku hancur
Ibarat tak ada lagi penopang dihidupku
Tak ada lagi yang memelukku erat
Saat aku diterpa kebahagiaan bahkan kesedihan

Ibu... 
Sungguh, kepergianmu membawa duka
Duka yang selama-lamanya
Luka ku masih sama
Luka mengapa ibu tak disisiku lagi

Pekanbaru, 07 November 2018

Bio narasi: Mahasiswi jurusan akuntansi di universitas negeri riau, hobi membaca dan menulis, Ayah Evi susanto Ibu Afrida, Kelahiran 29 Agustus 2000, Asal Pelalawan Riau.

Apalah Arti
Karya : Rizki Ramadhani Citamaningsih


Apalah arti sebuah pertemuan,
Kerap kali kepergian membinasakan,
Pelaku tanpa jejak,
Kepergian itu hanya akan menancapkan luka,
Direlung hati yang paling dalam.

Mau tidak mau,
Percaya tidak percaya,
Kini aku harus menerima kenyataan pait,
Bahwa kamu tidak lagi layak diperjuangkan,
Sudah seharusnya terpisah.

Sudah seharusnya apa yang dibenahi dalam hati,
Dinyatakan dengan berani,
Agar perasaan yang tumbuh dijaga bersama,
Disimpan sendiri,
Jadikanlah diri sendiri orang baru.

Cilacap, 07 November 2018 pukul 21:39 WIB
Bionarasi : <b>Gadis pemula:)masih berkekurangan mohon dimaafkan bila ada typo ataupun kesalahan penggunaan kata

Terkikis Waktu
Nama : Aulia Nur Pratiwi


Rintik pilu menyertaiku
Saat ragamu nampak makin semu
Kini kisah kita kan berlalu
Tinggal kenangan yang terkikis waktu

Di bawah naungan langit kelabu
Kulepas jejak kepergianmu
Biarlah memori menguasai diri
Karena hati tak mampu lagi memiliki

Dimana ku simpan duka lara?
Karenamu yang telah merobek sukma
Dapatkah waktu menghapus luka lama?
Ataukah waktu kan terus menyakiti jiwa?

Kendal, 07 November 2018
Gadis penoreh setitik rasa penggelut tinta sukma

Nama : Mariam
Judul : Waktu memisahkan

Pucat pasi raut wajahmu
Kala ragamu terkujur kaku
Tangan suci pemberi kehidupan
Kini terpelungkup di atas perut

Kusapu air mata yang terus basahi pipi
Tuk cium keningmu yang dingin tuk terakhir kali
Tak ada lagi sambutan senyum penyemangat diri
Kini dirimu telah dipangkuan ilahi

Sempat tak terima kenyataan dengan situasi
Kuiringi jejak kepergianmu dengan isak tangis
Seorang ibu nan cantik dan penuh belas kasih
Kini jagalah dia dipangkuanmu Ya Ilahi

Jakarta,7 November 2018
Sang pengukir jejak jejak mimpi

Nama : Chooyerzt
Judul : Terluka
Isi :

Sebuah nestapa telah menyelimuti diri
Dari sebuah hati yang tersakiti
Pergi meninggalkan jejak sebuah luka 
Dengan rasa yang sangat kecewa

Melukai tanpa rasa iba
Rasa cinta telah hilang di depan mata
Dengan sebuah luka yang sangat luar biasa
Bagaikan anak panah yang tepat sasarannya.

Bojonegoro, 7 November 2018
Aku hanyalah seorang penikmat mawar merah di saat senja.

Nama : Siti Raokhatul Khasani
Judul : Bertepuk Satu Tangan
Isi :
Dulu, sedari dulu aku mengenalmu
Berjumpa lalu saling bertukar kalbu
Membentuk rasa saling mencinta
Namun itu hanya sementara

Bahkan kau menutup kalbu
Tak mengizinkan aku berlayar ke kalbumu 
Seenaknya kau tutup hati dan terlantarkan aku
Bahkan kau acuh dan tak pedulikanku

Membentuk cintaku bertepuk satu tangan
Jejakmu menghilang dilamat-lamat senja dan purnama
Aku yang selalu berkhayal 
Hanya mampu mendapat kesedihan 

Kebumen, 7 November 2018

Seorang awam yang ingin belajar berkarya melalui sastra.

Nama : Maulidya Khairani
Judul : Sang Pengecut
Isi :
Sepi semakin meninggi
Butiran air tergelincir di pipi
Diambang janji yang masih terpatri
Mengemis hati sunyi

Beri saja baju songsong barat untukku
Dalam sakit, aku menjerit
Dalam basah, aku menyerah
Dalam gelap, aku terlelap

Hujan kenangan membuat kuyup
Cukup! Hatiku perlahan terkatup
Kau seperti jeruk pecel yang kecut
Pengecut!

Medan,071118

Gadis melayu kelahiran tanah batak yang terdampar dalam dunia kepenulisan.

Nama : Rosi Astuti 
Judul : Kepergian sayapku
Isi :
Sayap yang perlahan enyah dari pandangan
Pergi bersama kebisuan 
Tanpa kata perpisahan 
Hanya meninggalkan kepedihan

Palembang, 7 November 2018 
Wanita yang mengabadikan perasaannya lewat menulis.

Nama : Hanna Nur'Arifah
Judul : Jangan Ada Kepergian
Isi :

Seiring waktu mengikis zaman
Temu kan membawa perpisahan
Meski ingin hati menjerit tak karuan
Tuk selalu ada dalam kebersamaan

Dulu telah terlewati
Kini kan segera tinggal dikenang
Esok yang dinanti
Semoga membawa ribuan senang

Angan berharap kuat
Sebuah keinginan yang tersirat
Dalam relung hati mengikat
Jangan biarkan jejek kepergian terlalu dekat

Jombang, 07 November 2018

Gadis sederhana, pecinta tinta pecandu sastra

Nama : Tya Desy Arso
Judul : Selamat Tinggal Kedua Kalinya
Isi :
Kadang aku merindukan masa lalu
Tempat kenangan-kenangan indah berlabuh
Satu per satu hendak ku peluk lagi
Namun apalah arti sebuah kenangan jika kita pernah membiarkannya berlalu?
Keindahannya hanyalah sebatas jejak-jejak fatamorgana

Kubiarkan semuanya tetap disana
Biarkan kacau balau
Berserakan tanpa tahu urutannya
Biarkan memudar hingga akhir
Hingga ku lupa tentang kita

Tak ada yang abadi di dunia ini
Cinta kita pun ada matinya
Perlahan tenggelam oleh sang waktu
Tiada sepatah kata yang mampu mengiringi kepergiannya
Kasihku, berjanjilah untuk tetap tersenyum

Cirebon, 7 November 2018

Seorang pujangga yang tak dikenal.
Nama : Stevanus Estu Widi Nugroho
Judul : Terima Kasih Rindu
Kutuliskan sepucuk rinduku untuk mengenangmu
Merebah tubuhku jatuh ke tanah
Bayangmu di mataku 
Terbias oleh senja, kuning pekat-merekat

Gemetar tangan ini menulis sajak kerinduan
Kaki tak mampu lagi melangkah
Hanya tangan ini yang menopang deritaku
Ku kunci hati ini sama sepertimu
Ketika kau usir rasaku untuk pergi jauh

Bahkan bumi mengerti bahasa tubuhku
Denyut nadiku sejalan dengan asaku
Menanti gerak-gerik rasa dalam hatimu
Tertunduk pilu ku dilalap tanpa ragu
Terima Kasih telah berbagi rindu yang setengah hati.

Yogyakarta, 15 April 2016

Fisik, Mental, Spiritual "Kumis tipis romantis"

Nama : Nesia Abeliani
Judul : mengukir lara

Fajar menyingsing lebih hebat dari biasanya
Tak seperti langkahku yang terkulai lemah sejak kepergianmu
Aku sembilu
Dalam rindu tiada temu

Apa kabar kamu disana?
Seseorang yang meninggalkanku tanpa jejak tercipta
Mengukir lara dalam hati nestapa
Menyemai kenang perihal perih tak terkira

Aku masih mencintaimu, duhai syahdu
Meski kini ragaku koyak tertikam pilu
Namun rindu tak pernah jemu
Selalu menemani sepi langkahku yang dungu tanpa hadirmu

Lubuklinggau, 08 November 2018

Gadis lahiran bumi Silampari, 28 Agustus pada 20th yang lalu. Mencintai literasi, pengagum rahasia dalam do'a, pejuang lillah dan perindu jannahNya 😊

Nama lengkap: Devi Tri Tania Hendriyanto
Judul: Tentang Restu yang Berakhir Pilu
Isi:

Jejak kepergian itu menyisakan luka
Bayangmu membuatku saban hari menitikkan air mata
Tidak bisa kubayangkan tentang itu semua
Karena selama ini aku menganggap baik-baik saja

Empat tahun perjalanan kita
Berakhir karena restu orang tua
Mungkin Tuhan telah berencana terbaik untuk kita
Itulah mengapa perpisahan itu resmi tercipta

Teruntuk kamu yang pernah ada
Semoga kamu bisa lebih bahagia
Dengan dia pilihan orang tuamu
Yang sudah pasti diselimuti restu

Titimangsa:
Tulungagung, 08 November 2018

Biodata Narasi:
Devi Tri Tania Hendriyanto, kelahiran Badung - Bali. Pecinta seni dan budaya Nusantara. Saat ini sedang menempuh jenjang strata 1 jurusan Perbankan Syariah, Tulungagung - Jawa Timur.

Nama : Muh Rifai
Judul : Tanpa Jejak

Kau mengukir sebuah jejak
Diantara sajak-sajak kepiluan
Engkau pergi meninggalkan rasa
Bagai hilang tanpa jejak
Kini, hanya terasa hampa

Dengan luka ku dapat mengadu
Hanya dengan tangis ku berserah
Ingin ku ukir sebuah sajak
Tuk sang rembulan dikala malam

Dan ingin ku ukir sebuah sajak
Tuk sang fajar dikala senja
hantarkan luka pada labirin kehampaan
Agar ku tak dapat terus mengenangnya, dengan sebuah kepiluan

Keppe, 8 November 2018

Bio : pelajar yang baru menggeluti dunia literasi

Nama : Novi Risnawati
Judul : Arunika Luka Setelah Kepergian

Isi: 
Tak daya ku melepasmu pergi
Setelah kau mematri luka menghabisi hati
Tak ku urungkan kau kembali
Meski jejak kepergianmu masih ku tangisi

Walau sesekali kau hadir dalam wujud kenang
Berdeglarasi memutar cerita pada ingatan
Nyatanya kau hanya sebuah lara dengan penuh adegan
Berlaku seolah tersakiti namun melumpuhkan

Kini ku tandas jejak kepergianmu
Bersama kisah yg ku tiadakan mati
Menghapus segala rasa yg pernah ada dihati
Dengan segala janji yg tak berarti.

Sindangkerta,8 November 2018

Seorang perempuan kelahiran 1 November.

Nama : puput fadhilah
Judul : rekaman kenangan
Isi : 
Kulukis beberapa sajak dan kurekam
Disudut kota aku bersaksi
Bahwa air mata berasal dari puisi

Sempat aku melihat bayanganmu
Membawa melodi cacat
Yang kita ciptakan lalu

kembali, jejak menghapusmu
tinggal kenangan berputar putar
Seperti diorama tanpa tuan

Sesekali jenguk aku, sayang
Saat kau melintas dikotaku
Mungkin aku disitu, dibawah rodamu

sebab saat kau pergi hanya tersenyum
Merengkuh dan berbisik
Jangan ingat aku dan kita

Percayalah, puisi ini telah ku rekam
Terdapat namamu, kenangan yang menghilang

Grogol, 8 november 2018

Puput fadhilah, lahir tgl 15 juli 2001, status pelajar

Nama:sadiyah Nrh
Judul:ku tapaki jejak kepergianmu
Isi:
Jejak kepergianmu
Wahai sang pemilik hati
Menyisakan sejuta perih nan sedih
Sesal nan duka mendera
Aku insan yang sembilu
Hanya bisa mengadu pada tuhan
Betapa kehilangan diriku
Atas kepergianmu yang terlalu cepat
Ku tapaki jejak lalu
Yang pernah kita lewati bersama
Tapi hanya kuburanmu yg dapat ku rengkuh
Lewat doa ku sampaikan rinduku

TITIMANGSA:SMI,07 NOV 2018
Wanita yang hanya ingin menggapai asa dan cita cita
Nama : Iing Maskanah
Judul : Kehilangan
'Lambain tanganmu masih terbayang 
Tangis suasana pecah
Seakan dunia ini hancur
Semua terasa pahit

Suaramu masih terdengar di telinga
Tutur kata mu masih teringat
Seolah semua baik-baik saja
Tanpa ku sadari semua telah tiada

Kini hanya kenangan yang ku punya
Semua telah kehilangan
Semoga kau baik-baik saja
Selamat jalan..

Cianjur,08 November 2018
Santriwati الاءستقامه

Nama lengkap : Risa Dwi Ananda
Judul : Kamu yang pergi

Pohon pohon melambai lambai
Seakan dia tau keberadaanmu
Yang pergi 
Entah kemana dirimu

Tak ada kata 
Tak ada suara
Yang mengiringi kepergianmu
Pergi meninggalkan luka yang amat dalam bagi diriku

Entah apa alasanmu untuk pergi
Meninggalkan aku yang sendiri
Meninggalkan ribuan kenangan
Dan meninggalkan semuanya

Sukabumi,08 November 2018

Seorang gadis yang mengekspresikan dirinya dalam kata kata.

Nama : Novitasari
Judul : Luka Yang Masih Berkarat
Isi :

Sinar rembulan yang kian menyinari
Di balik jendela kamarku ini
Sendiri bertemankan sepi
Tiada lagi hadirmu kini

Hanya jejak yang kau tinggali
Tak mudah melupa dalam ingatan ini
Luka yang selalu saja menghampiri
Di setiap terbayang semua kenangannya lagi

Kau sisakan jejak-jejak langkah kaki
Pada kisah yang telah lama pergi
Tak mampu aku menahan gejolak hati
Yang masih belum dapat terhilangkan dari memoriku ini

Titimangsa : Kuningan, 8 Oktober 2018

Bionarasi : Novitasari, baru dalam dunia literasi. Yang sangat menyukai Anime Naruto dari Jepang.
Judul: Janji Dikhianati

Sebongkah janji sehidup semati
Layu terkena duri-duri
Semanis tutur katamu
Mengikat seluruh hatiku

Tapak jejakmu masih membekas
Meninggalkan rasa sakit amat sangat
Rasa cinta yang dikhianat
Melelehkan bekunya asmara kita

Cianjur, 08 November 2018
Bio: Gadis pecibta buku penyuka dunia literasi
Judul: Jejak Langkah Yang Masih Membekas
Isi:

Pada sunyi yang kian menyelimuti
Jejak itu masih membekas di kulit bumi
Menanggalkan sebuah luka di palung hati
Hingga membekas nan menaut pada hati yang berbagi sunyi

Air mata ini menjadi saksi
Perihal hati yang tersakiti kala kau pergi
Jejak langkah menjadi bukti
Atas hati yang tak pernah lelah untuk mencari

Ku tatap senja itu dalam sendu
Ia tak tampak indah kala ku tak mengamatinya bersamamu
Kupandang langit yang mencurahkan petang
Di tempat itulah kau meninggalkan jejak-jejak langkah kepergian

Jepara, 08 November 2018

Seorang gadis pengagum senja yang berjuang melawan kalah
Nama : Rati Auwallah
Judul : Kepergian mu
Isi :

Dikala sedih menyelimut lara dihati
Sejak saat itu kau pergi
Dan berjanji tuk tak kembali
Hati ku hancur sekali

Rasa sakit yang kian mendalam
Tak bisa ku bendung lagi
Hidup ku menjadi tak bergairah
Hari- hari ku lewati hanya dengan semu

Tanpa ada sedikt tawa di wajah
Kasih kemàna kau pergi
Tidak kah kau peduli lagi dengan rasa ini
Kau tahu bahwa hati ini tercipta hanya untukmu

LubukLinggau, 08 Novemeber 2018

Pencinta senja. Mahasiswa semester 3, pendidikan matematika. Yang mempunyai hobbi menghitung dan menulis kata- kata.
Nama: Miftahul Jannah Ozelly
Judul: Nelangsa yang masih berbekas
Isi:
Bunga-bunga itu sudah layu bersama luka
Dihamparan itu tidak lagi hijau dengan adanya satu yang tidak lagi menoreh senyum
Bekas rintihan masih berpijak
Masih terasa sampai menusuk sembilu nadi

Jejak-jejak terekam, mengabadikan melalui memori
Ada hati, ada luka, ada perasaan yang belum usai
Nelangsa terus saja berharap ria
Berpadu bersama kepergian yang lalu

Pekanbaru, 8 November 2018

Nama Miftahul Jannah Ozelly. Penyuka literasi. Seorang Mahasiswi
Nama : Sesmi Titi Karlia
Judul : Terkenang jejak kepergianmu
Isi : 

Aku disini bersama sunyi
Menjadi pusaka yang diam seribu basa
Sampai melalui celah nostalgia
Seolah bangkit membawaku pada luka

Dan aku takkan bisa menahan kepergian mu lagi
Karna kita telah menyadari
Dan keadaan memaksa hati mu
Untuk menjadi seperti ini
kasih..

Kelak seperti jejak yang tertinggal pada pasir ditepi pantai
Jejak rasa kita yang tertinggal akan ditelan ombak 
Bersama cinta yang akan menemukan pelabuhannya yang baru
Sekarang biarkan kita menatap jejak rasa yang tertinggal 
Sebagai kenangan yang mengantarkan kita pada perpisahan 

Lubuklinggau, 08 November 2018

Mahasiswa yang bosan akan kehitungan dan gadis kecil pemula perangkai kata
Nama: El Farrah
Judul : aku pamit
Isi:
Maafkan aku 
Jika keputusan ini tak adil untuk mu
Tapi, aku sudah mempertimbangkannya
Terlalu banyak rintangan untuk menyatukan kita.

Aku pamit
Walau tak lagi kudapat senyumanmu
Walau tak lagi ada tawa
Yang selalu mengiringi jalanku

Maafkan aku...
Carilah penggantiku sayang
Yang takkan meninggalkanmu
Dengan alasan tak nyaman.

Mempawah, 08 November 2018
Bio: 
Pecinta literasi, selalu bermimpi menjadi penulis terkenal.
Nama lengkap : Mysih Susanti
Judul : Tak lagi terlihat
Isi :

Setiap langkah yang kau tapaki
Semakin jauh semakin tak lagi dihiasi sinar mentari
Jejak demi jejak tak lagi terlihat kini
Semakin jauh semakin menghilang tak lagi kembali

Mengapa kini pergi dan tanpa kata
Tinggalkan sejuta rasa tanpa sedikit pun makna
Dimana hati yang penuh rasa 
Tega pergi lalu menghilang rupa dan tiada

Kini ku tak mampu menarikmu kembali
Tak lagi bisa meski ku selalu menanti
Karna kini dirimu tak lagi terba hati
Semakin acuh dan tak ingin disinggahi

Bekasi, 08 November 2018

Bio : seorang ibu muda beranak satu, lahir di kota Bekasi 23 tahun silam. Anak pertama dari 2 bersaudara dan hobby menulis .
Judul: Membaca makna dari bicara
Oleh: A.Irman.S

Hari ini daun-daun berguguran
Kertas-kertas terbakar
Mewarnai nada bicara tanpa kata
Di ujung jalan.

Kita berawal dari sebuah pertemuan dangkal dari media kanal
Berjibaku menepis setiap moncong senjata yang terus berhembus membual
Dengan bunga mawar ditangan ku jadikan tameng untuk menyumpal
Hingga akhirnya bentuk awan berubah menjadi sepekat aspal

Tempat berangkat tidak pernah kita datangi kembali
Sejak tenk-tenk baja membanjiri tanah air ini
Dirimu menghilang di depan mata yang terus basahi pipi
Tanpa tanganmu melambai kepadaku seperti dulu lagi

Bandung, 8-11-2018

Saya cuma penyair-penyairan di depan sastrawan dan juga di ruang-ruang kepenulisan.
Nama: Rani Maryana
Judul: Gemercik Cahaya Padam
Isi
Ketikaku tahu namanya
Aku berdetak kagum
Tutur kata yang sopan terlontar
Serta puitis bercengkrama

Ah aku lupa
Aku lupa bahwa aku terkoyak parah
Sejenak aku melukis senyum
Nyatanya aku terhempas luka

Ketika tawa merona
Tabur bintang menyambut
Angin menyusup sengit
Ah engkau datang hanya sebagai jejak cahaya padam

Kepahiang, 8 November 2018

Pecinta kata nan sajak, seorang mahasiswi bahasa inggris
Nama :Marzatillah
judul : melepaskan
isi: 

ku termenung, terdiam, dan bingung
menantap ke arah yang kosong
pikiran melayang terbang nan jauh
sampai ku tak bisa menggapainya

kau yang begitu indah, bahkan
sangat indah untuk ku lepaskan
Namun apa dayaku, takdir
tidak memihak pada kita

di sini, ku meratapi kepergianmu..
menjerit dalam kebisuan hati
meminta kau untuk kembali,
kembali pada hati yang sepi ini

Aceh, 08 november 2018

hanya seorang yang ingin setiap tulisannya dapat menginspirasi orang lain..
Nama : Siti Nur Akyuni
Judul : Luka Teramat Dalam
Isi. :

Diujung penantian ini
Ku masih tetap berdiri
Walau air mata terus membasahi
Dikedua pipi

Luka ini
Luka yang kau berikan
Masih teramat dalam
Tak tau kapan dapat terobati

Inikah arti cinta
Manis diawal namun harus berujung kepedihan
Kepedihan yang teramat dalam
Sangat dalam

Mengapa kau datang kalau harus pergi
Mengapa kau pergi meninggalkan jejak
Jejak yang sulit untuk ku hapus 
Walau beribu tahun lamanya

Sidoarjo,8 November 2018

Remaja pecinta sastra
Nama: Wihelmina Yubilia Maris
Judul: Memori Luka
Isi:

Semburat jingga di ufuk barat
Menatap nanar mengecam kenang
Pada jejak-jejak yang tak pernah karat
Menggoreskan luka pun rindu tak berujung

Desau angin berbisik lelah
Pun desiran ombak yang kian menyerah
Jejak-jejak patah tak berniat mengalah
Tak ingin pudar, aku tlah mutlak kalah

Memori mengutuk luka 
Yang tak paham perihnya mengenang 
Jejak kepergian meninggalkan lara
Tak lagi berpaling, tuanku tlah hilang

Surabaya, 08 November 2018
Pejuang rindu di tanah rantauan
Nama : Lina Triwahyuni
Judul : Menyemai Harap di Padang Baru
Isi. : 

Embusan semilir menuju semenanjung harap
Melangkahkan kaki meninggalkan asa tergarap
Aku menyemai harapan di Padang perih
Kini menuai kasih membimbing jerih

Jantung hatiku tertinggal disini
Di hamparan emas keindahan padi
Di kampung halaman yang damai tentram
Kucabut nyaman tanpa kutuankan

Bunda, ayah doakan saja
Kini aku ringankan langkah meraih cita-cita
Semoga segera berpulang 
Membawakan kabar gembira tentang keberhasilan

Pekanbaru, 08 November 2018

Biodata Narasi : 
Namaku Lina Triwahyuni biasa disapa Lina. Hobi membaca dan menulis.


        Karya 50 Penulis seluruh Indonesia telah menuangkan ide kreatif dan imajinasinya di dalam ukiran syair-syair yang indah dan menyentuh kalbu. Buat kamu yang penasaran dengan kegiatan Kepenulisan. So, kamu bisa kunjungi 👉 Fanpage Gerakan Pena Sastra.


Comments

  1. Terima kasih atas pesan yang menginspirasi ini. Setiap kata yang terpilih dengan indah dalam tulisan ini menggambarkan perjalanan emosional manusia yang mendalam. Pesan tentang kesedihan yang berakhir dengan kebahagiaan memberikan harapan dan kekuatan bagi siapa pun yang membacanya. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bahwa setiap tantangan dalam hidup akan membawa kita pada kebahagiaan yang baru. Terima kasih telah berbagi pesan yang begitu mendalam dan positif ini! wapesan.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cinta Dalam Doa Sujudku

Guruku Inspirasi ku